Samsul Bahri. Diberdayakan oleh Blogger.

BERBAGI ILMU YUK :)

DARI Abu Umamah al-Baahili radhiyallahu ‘anhu BAHWA Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam BERSABDA, إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ، لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ “SESUNGGUHNYA ALLAH DAN PARA MALAIKAT, SERTA SEMUA MAKHLUK DI LANGIT DAN DI BUMI, SAMPAI SEMUT DALAM LUBAGNYA DAN IKAN (DI LAUTAN, BENAR-BENAR BERSHALAWAT/MENDO'AKAN KEBAIKAN BAGI ORANG YANG MENGAJARKAN KEBAIKAN KEPADA MANUSIA
RSS

Selasa, 26 April 2011

Meneladani Rasul Muhammad SAW Melalui Kisah Para Sahabat


ZAID BIN TSABIT
PENGHIMPUN KITAB SUCI AL-QUR’AN

Bila kita  membawa Al-Qu’an dengan tangan kanan kita, dan menghadapkan wajah kita kepada-Nya, dan selanjutnya menelusuri lembaran demi lembaran, surat demi surat atau ayat demi ayat, maka ketahuilah di antara orang-orang yang telah berjasa besar terhadap kita hingga kita dapat bersyukur dan mengenal karya besar ini adalah seorang manusia utama bernama Zaid bin Tsabit. Dan dalam mengikuti peristiwa-peristiwa pengumpulan Al-Qur’an sampai menjadi satu mushaf (buku), akan selalu diingat bahkan tak dapat dilupakan nama sahabat besar ini.

Dan di kala diadakan penaburan bunga sebagai penghormatan dan kenang-kenangan terhadap mereka yang mendapat berkat karena jasa mereka yang tak ternilai dalam menghimpun, menyusun, menertibkan, dan memelihara kesucian Al-Qur’an, maka Zaid bin Tsabit merupakan pribadi yang mempunyai hak atau jatah terbesar dalam menerima bunga-bunga penghormatan dan penghargaan itu.

******
Ia adalah orang Anshar dari Madinah. Sewaktu Rasulullah SAW. berhijrah ke Madinah umurnya baru 11 tahun. Anak kecil ini ikut masuk Islam bersama-sama keluarganya yang lain yang menganut Islam, dan ia mendapat berkat karena dido’akan oleh Rasulullah SAW.

Ia dibawa oleh orang tuanya berangkat bersama-sama ke Perang Badar tapi Rasulullah menolaknya untuk ikut serta, karena umur dan tubuhnya yang masih kecil.

Di Perang Uhud ia menghadap lagi bersama teman-teman sebayanya kepada Rasul. Dengan berhiba-hiba mereka memohon agar dapat diterima Rasul dalam barisan Mujahidin, bahkan para keluarga anak-anak ini menyokong permintaan itu dengan gigih, penuh pengharapan. Rasul melayangkan pandangan kearah pasukan cilik berkuda itu dengan pandangan terima kasih. Tapi kelihantannya beliau masih keberatan untuk membawa mereka dalam barisan membela dan mempertahankan Agama Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar